Showing posts with label Teknik Sampling Atau Pengambilan Sampel Yang Harus Diketahui Apabila Akan Melakukan Penelitian. Show all posts
Showing posts with label Teknik Sampling Atau Pengambilan Sampel Yang Harus Diketahui Apabila Akan Melakukan Penelitian. Show all posts

Wednesday, September 23, 2020

Teknik Sampling Atau Pengambilan Sampel Yang Harus Diketahui Apabila Akan Melakukan Penelitian

Teknik pengambilan sampel atau lebih dikenal pada umumnya yaitu teknik sampling, merupakan prosedur atau tata cara yang dilakukan peneliti saat akan melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel. Sehingga dengan adanya teknik atau cara ini akan memberiakan hasil yang maksimal, yaitu data sampel yang dapat mewakili (representatif).

Terdapat 2 (dua) cara teknik pengambilan sampel, yaitu :

1). Probability Sampling

Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang akan memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sebagai anggota sampel.

Menurut Sugiyono (2016) ada beberapa macam teknik sampling dengan cara probability sampling, yaitu : 

a). Simple Random Sampling

Simple merupakan kata bahasa inggris yang berarti sederhana, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dengan tidak memperhatikan strata atau tingkatan dalam anggota populasi.

Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling  ini dilakukan apabila data yang dijadikan populasi  homogen atau sama. 

Pengambilan dengan teknik ini dapat dilakukan dengan cara mengundi semua anggota populasi , atau dengan memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak atau dengan teknik lainnya.

Apabila populasi yang diambil homogen/relatif homogen dan tidak berstrata/bertingkat maka dapat mengambil sampel untuk dijadikan populasi menggunakan teknik simple random sampling.

b) Proportionate Stratified Random Sampling

Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling, apabila didapat data populasi memiliki anggota/unsur yang berstrata/bertingkat secara proposional atau memiliki proposi yang sama serta data populasi  tersebut tidak homogen/sama. 

Contoh
Pegawai STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung berdasarkan pendidikannya.
Misal, 
Lulusan S3 sebanyak : 20 Orang
Lulusan S2 sebanyak : 35 Orang
Lulusan S1 Sebanyak : 25 Orang
Lulusan SMA/Diploma : 30 orang

Maka apabila ditemukan data populasi seperti contoh diatas, dapat dilakukan pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling ini. 

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik ini dapat dilakukan atau diambil secara random/acak.

C) Disproportionate Stratified Random Sampling
Pengambilan sampel menggunakan teknik Disproportionate Stratified Random Sampling dilakukan apabila data populasi yang akan dijadikan sampel memiliki strata atau bertingkat dan tidak proposinal atau kurang proposional. 
Contoh
Pegawai STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung berdasarkan pendidikannya.
Misal, 
Lulusan S3 sebanyak : 30 Orang
Lulusan S2 sebanyak : 40 Orang
Lulusan S1 Sebanyak : 5 Orang
Lulusan SMA/Diploma : 3 orang

Dari contoh di atas terlihat bahwa jumlah pegawai lulusan SMA/Diploma sebanyak 3 orang dan lulusan S1 sebanyak 5 orang, maka dalam pengambilan sampel untuk lulusan S1 dan lulusan SMA/Diploma dapat semunnya dijadikan sebagai sampel penelitian, dan lainnya diambil secara acak.

d) Cluster Sampling/ Area Sampling/Sampling Daerah
Teknik pengambilan sampel dengan cara teknik cluster area apabila data populasi  yang akan dijadikan sampel memiliki sumber data yang sangta luas, misalnya lulusan SMA dari suatu negara, ibu rumah tangga disuatu negara provinsi atau kabupaten.
Misalnya di Indonesia terdapat 34 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan sampel 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi untuk diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan Stratified Random Sampling. karena penduduk di Indonesia ada yang padat, ada yang tidak; ada yang memiliki hutan yang luas, ada yang tidak; ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakteristik ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditentukan (Sugiyono : 2016).

Kami sarankan pahami terlebih dahulu pengertin dari : Populasi dan Sampel
Sebelum kalian membaca sampai selesai artikel ini.


2. Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi  untuk dipilih menjadi sampel, Sugiyono (2016). Sedangkan menurut Ridwan (2015) Nonprobability Sampling ialah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi  untuk dijadikan anggota sampel. 

Ada beberapa macam teknik Nonprobability Sampling, yaitu : 
a) Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota  populasi yang telah diberi nomor urut, atau interval waktu, ruang dengan jarak yang beragam.

Contoh
Suatu populasi  yang berjumlah 50 diberikan nomor urut 1 sampai 50. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara mengambil nomor urut ganjil, genap, bilangan prima, atau bilangan lainnya.

b) Sampling kuota
Sampling Kuota merupakan penentuan sampel dari populasi yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu sampai jatah (kuota) yang diharapkan atau penentuan sampel berdasarkan kehendak atau pertimbangan peneliti. 

Teknik Sampling Kuota dapat dilakukan dengan cara menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jatah (kuota) yang diinginkan, maka jatah itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan (Ridwan : 2016).

c. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara kebetulan atau adanya faktor yang tidak disengaja (spontanitas). Artinya dalam menentukan sampel dilakukan saat peneliti bertemu dengan siapa saja yang bisa dijadikan sampel penelitian, dengan melihat ketentuan yaitu memang orang tersebut dipandang cocok untuk dijadikan sampel (responden).
 

d) Sampling Purposive
Sampling Purposive merupakan pengambilan sampel dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dilakukan peneliti atau peneliti memiliki tujuan tertentu. 
Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel yang dijadikan sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono : 2016).

e) Sampling Total 

Sampling total adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik ini dapat juga dinamakan dengan sampling jenuh atau sampling sensus. 


Pengambilan sampel dengan cara ini apabila jumlah dari populasi dirasa relatif kecil, misalkan kurang dari 25, atau penelitian yang akan membuat kesimpulan dengan kesalahan yang kecil.

f) Snowball Sampling

Snowbal Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awalnya atau semulanya hanya sedikit namun berubah menjadi banyak. (Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama atau jauh semakin besar)

Misalkan seorang sampel penelitian mengajak saudara, teman, atau tetangga untuk ikut menjadi sampel penelitian. Maka apabila ditemukan permasalahan seperti ini teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara teknik Snowball Sampling. yaitu dengan cara, pertama  dipilih beberapa orang saja (2 atau 3), tetapi dengan 2 atau 3 orang dirasa kurang memenuhi atau kurang lengkap datanya maka peneliti mengambil orang lain yang dapat melengkapi data yang diberikan oleh 2 atau 3 orang tersebut. Apabila dirasa kurang lengkap maka peneliti dapat mengambil sampel lagi, dan seterusnya.

Sehingga jumlah dari sampel semakin lama akan semakin banyak. 
Apabila ditemukan permasalahan dalam menentukan sampel seperti ini, maka teknik pengambilan sampel yang cocok yaitu teknik Snowball Sampling